Ayatayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat. Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai manusia) sedang ayat
Makkiyahmadaniyah merupakan istilah yang dipopulerkan para ulama dalam membedakan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tempat turun ayat al-Qur’an. Pembahasan mengenai surah makkiyah-madaniyah, tidak ada ayat al-Qur’an atau hadis yang khusus menjelaskan tentang makkiyah dan madaniyah. Menurut Qadhi Abu Bakar dalam kitabnya al
3 Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat al-qur’an bagi ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat kusus. 4) Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-qur’an. 5) Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang
Menurutprespektif ini bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaniyah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Madinah.
Adapunayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan masalah riba diantaranya : 1. Surat Ar-Ruum ayat 39. “ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
AyatMakkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke – 14 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M ) sampai tanggal 1 Robbi’ul Awwal tahun ke – 54 dari kelahiran Nabi, sedangkan Ayat–Ayat Madaniyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan sesudah Nabi Muhammad SAW melakukan
D Makiyah dan Madaniyah. Menurut tempat diturunkannya, surah-surah dapat dibagi atas golongan Makkiyah Ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang maupun sebab suatu ayat atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan disebut Asbabun Nuzul. MAKALAH AGAMA HAJI, ZAKAT DAN WAKAF KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Admin mengucapkan
Melaluimakalah ini, kami berusaha memaparkan ilmu dalam mempelajari sejarah Al-Qur’an, di mana pembahasan pada makalah ini lebih menekankan pada tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, khususnya pembahasan pada kota atau tempat Al-Qur’an diturunkan yaitu di Makkah dan di Madinah yang pada akhirnya muncul istilah Makkiyah dan Madaniyah.Tentu
Yangditurun di Makkah namun hukumnya Madaniyah Misalnya surat Al-Hujurat; Ayat 13, ayat ini diturunkan di Makkah pada hari penaklukan kota Makkah,tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan setelah hijrah. Disamping itu, seruannnya pun bersifat umum. Ayat ini oleh para ulama dinamakan Makkiyah dan juga dinamakan Madaniyah secara pasti.
Adapaunmengenai penjelasan surat Makiyah dan surat Madaniyah nanti akan saya bahas di postingan yang lain. AYAT KURSI memiliki kedudukan khusus dalam Al-Qur'an. Bahkan Rasulullah saw. sendiri menyebutnya sebagai "ayat paling agung dalam Al-Qur'an." Kenapa ayat ke-255 surat al-Baqarah ini begitu mulia kedudukannya?
MAKIYAHDAN MADANIYAH A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Makkiyah yaitu ayat yang diturunkan kepada Rasulullah sebelum hijrah ke Madinah.. Madaniyah yaitu ayat yang diturunkan kepada Rasulullah setelah hijrah ke Madinah. Oleh karena itu pada surat Al – Maidah : 3 , Termasuk ayat Madaniyah walaupun turun kepada Rasulullah di Makkah (Pada
A Pengertian Tafsir dan Takwil. Tafsir merupakan bentuk dari akar kata yang maknanya adalah menjeaskan dan mengupas kata. Kata ini merupakan bentuk pembalikan dari kata. Kamu berkata : (pagi telah jelas) jika telah ada cahaya. Ada yang mengatakan bahwa kata ini di ambil dari kata yang maknanya adalah sebuah nama alat yang digunakan oleh dokter
Dalamkitab Al-Itqan Assyuyuthi menguraikan sebanyak. STUDI ULUMUL QURAN BAB 1 MENGENAL ULUMUL QURAN DAN SEJARAHNYA A. Makalah ulumul quran doc. Dan juz ke-29 ayat-ayatnya Makiyah kecuali surah ad-Dahr berjumlah 431 ayat. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ulumul Quran ini.
Jenisjenis dan macam-macam surat makiah dan madaniyah Ibrohim Al-mawardi.Blogspot AL-FÂTIHAH (Pembukaan) Makkiyah (7 ayat) 002. AL-BAQARAH (Sapi Betina) Madaniyah (286 ayat) 003. ÂLI ’IMRÂN (Keluarga Imran) Madaniyah (200 ayat) 004. Makkiyah (5 ayat) 114. AN-NÂS (Manusia) Makkiyah (6 ayat) ===== Surah- surah makiyah dan madaniah
ditulisdan dibaca tidak pakai hamzah, diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat al-Qur’an dihimpun dan digabung dalam satu mushaf. Az-Zajjaj (w.311 H/928M) lafal al-Qur’an pakai hamzah (al-Qur’an) diambil dari kata al-qar’u, dari wazan fu’lan yang berarti menghimpun.
gDRKmQ. Keywords ayat-ayat Makkiyah, ayat-ayat Madaniyah Abstract Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan malaikat Jibril, Al-Qur’an berisi petunjuk bagi umat manusia agar memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Isi kandungan Al-Qur’an meliputi tauhid, ibadah, janji dan ancaman, jalan menuju kebahagian, sejarah orang-orang masa lalu. Al-Qur’an, secara geografis di turunkan di dua tempat yaitu Mekkah atau sekitarnya dan Madinah atau sekitarnya. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Makkiyah. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya dinamakan dengan ayat-ayat Madaniyah. Pengklasfikasian ayat-ayat Al-Qur’an ini tidak dilakukan oleh Rasulullah saw, akan tetapi pengklasfikasian ini merupakan hasil ijtihad para ulama. Ayat-ayat Makkiyah merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasulullah saw sebelum beliah hijrah ke Madinah. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah turun setelah Beliau hijrah ke Madinah. Pengklasifikasian ini penting sekali untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih mendalam dalam kontek apa dan dalam situasi bagaimana ayat tersebut diturunkan. Disamping itu pengklasifikasian ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan geografis ini berkaitan dengan obyek Al-Qur’an diturunkan, di mana ayat-ayat Makkiyah ditujukan kepada orang-orang kafir Mekkah dan isi kandungannya berupa ketauhidan, janji dan ancaman dan akhlak. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah ditujukan kepada orang-orang Madinah baik golongan Anshor maupun Muhajirin yang sudah beriman dan isinya lebih banyak bersifat sosial Downloads Download data is not yet available.
Jakarta - Dalam Al Quran sering dijumpai adanya surat Makkiyah dan Madaniyah. Apa itu surat madaniyah?Secara umum, Makkiyah al-makkiyah diartikan berasal dari kata Mekkah. Sedangkan Madaniyah al-madaniyah berasal dari Madinnah. Secara harfiah, Makkiyah berarti surat atau ayat yang diturunkan di Mekkah. Sedangkan, Madaniyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di ulama sebagaimana dijelaskan Jalaludin as-Suyuthi dalam bukunya Mengenal Surat Makkiyah dan Madaniyah, mendefinisikan al-Madani ke dalam tiga istilah. Pertama, al-Madani adalah ayat atau surat yang diturunkan setelah hijrah, baik yang turun di Mekkah atau di Madinah, turun pada tahun futuh Makkah atau tahun terjadinya Haji Wada', atau dalam salah satu berpergian Nabi SAW. Kedua, al-Madani adalah sesuatu yang diturunkan di Madinah. Berdasarkan definisi ini, ada posisi ayat atau surat yang berada di tengah. Artinya, apa yang diturunkan pada Nabi SAW saat bepergian di luar Mekkah dan Madinah maka tidak dapat disebut surat Makki atau al-Madani adalah sesuatu ayat atau surat yang ditujukan untuk penduduk Madinah. Al-Qadhi Abu Bakar dalam kitabnya al-Intishar mengatakan, untuk mengetahui al-Makki dan al-Madani dikembalikan pada hafalan sahabat dan tabiin. Tidak ada suatu perkataan dari Nabi SAW tentang hal sebuah riwayat Imam Bukhari disebutkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. berkata, "Demi Allah, tiada Tuhan selain Dia, tidak ada satu ayat pun dari kitab Allah Ta'alaa kecuali saya mengetahui kepada siapa ayat itu turun dan di mana ia turun."Syaikh Manna Al-Qaththan dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu Al Quran menjelaskan, penamaan surat Madaniyah dan Makkiyah didasarkan menurut sebagian besar ayat-ayat yang terkandung di dalamnya. Dalam sebuah surat tidak seluruh ayat didalamnya adalah surat Madaniyah atau sebaliknya. Sebab, terkadang pada beberapa surat Madaniyah terdapat ayat-ayat satu contoh ayat-ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah adalah ayat 30 surat Al-Anfal. Allah SWT berfirmanوَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ - ٣٠Artinya "Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan tipu daya terhadapmu Muhammad untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." QS. Al-Anfal 30Banyak ulama mengatakan ayat tersebut termasuk ayat yang dikecualikan. Muqatil mengatakan, ayat tersebut diturunkan di Mekkah, zhahirnya menunjukkan demikian. Sebab, ia menerangkan tentang apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di Darun Nadwah ketika merencanakan kejahatan terhadap Rasulullah SAW sebelum surat madaniyahDikutip dari Ulumul Qur'an Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir Al-Qur'an oleh Badrudin berikut ciri-ciri surat madaniyah1. Mengandung ketentuan-ketentuan fara'id dan had2. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitab4. Ayat-ayatnya panjang-panjang5. Mayoritas isinya merupakan pembahasan tentang hukum-hukum Islam serta ketentuan-ketentuan yang harus ditaati umat surat madaniyahAda 20 surat yang tergolong Madaniyah. Berikut daftarnya1. Al Baqarah2. Ali Imran3. An-Nisaa'4. Al-Maa'idah5. Al-Anfal6. At-Taubah7. An-Nur8. Al-Ahzab9. Muhammad10. Al-Fath11. Al Hujurat12. Al-Hadid13. Al-Mujadilah14. Al-Hasyr15. Al-Mumtahanah16. Al-Jumu'ah17. Al-Munafiqun18. Ath-Thalaq19. At-Tahrim20. An-NashrSelain 20 surat di atas, terdapat 12 surat yang diperselisihkan antara madaniyah atau makkiyah. Surat-surat tersebut antara lain1. Al-Fatihah2. Ar-Ra'd3. Ar-Rahman4. Ash-Shaff5. At-Taghabun6. At-Tahfif Al-Muthaffifin7. Al-Qadr8. Al-Bayyinah9. Al-Zalzalah10. Al-Ikhlas11. Al-Falaq12. An-Nas,Itulah daftar surat madaniyah sedangkan 82 surat lainnya tergolong surat makkiyah. row/row
MAKALAH MAKKIYAH DAN MADANIYAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an Dosen Pengampu Shobirin Oleh Kelas / Semester B / II Awaliyatu Khoirunnisa’ 1420210056 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM/ PRODI EKONOMI SYARIAH 2015 BAB I PENDAHULUAN Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan nilai-nilai kebudayaannya. Tak terkecuali umat islam, mereka sangat memperhatikan kelestarian risalah Muhammad yang memuliakan semua umat manusia. Itu disebabkan risalah Muhammad bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya mendapat perhatian sepanjang akal menerimanya. Tetapi, di atas itu semua, ia merupakan agama yang melekat pada akal dan terpatri dalam hati. Orang yang membaca Al-Qr’an Al-Karim akan melihat bahwa ayat-ayat makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat madaniyyah, baik dalam irama maupun maknanya begitupun sebaliknya; sekalipun yang kedua ini didasarkan pada yang pertama dalam hukum-hukum dan perundang-undangannya. Abdul Qasim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi menyebutkan dalam kitabnya At-Tanbih Ala Fadhli Ulum Al-Qur’an “Di antara ilmu-ilmu Al-Qur’an yang paling utama adalah ilmu tentang nuzulul Al-Qur’an dan wilayahnya, urutan turunnya di makkah dan madinah, tentang hukumnya yang diturunkan di makkah tetapi mengandung hukum madani dan sebaliknya, serupa dengan yang diturunkan di makkah, tetapi pada dasarnya termasuk madani dan sebaliknya. Juga tentang yang diturunkan di Juhfah, Baitul Maqdis, Tha’if atau Hudaibiyah. Demikian juga tentang yang diturunkan di waktu maalm, di waktu siang, diturunkan secara bersama-sama. Atau ayat–ayat Madaniyyah dalam surat-surat Makkiyyah dan sebaliknya. Itu semua adaa 25 macam. Orang yang tidak mengetahuinya dan tidak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berhak berbicara tentang Al-Qur’an. ” Bagitu pentingnya arti pengelompokan yang diutarakan Al-Qosim tentang permasalahan tentang ilmu Al-Qur’an yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Dirasah fi ulum Al-Qur’an. Pada umumnya, para pakar ulum Al-Qur’an membahas permasalahan ini dalam suatu maudhu’ yang lazim disebut makkiyyah dan madaniyyah. Bila tidak menguasainya, banyak faedah yang tidak dapat dipetik, dan yang hendak mengetahui Al-Qur’an tanpa memahami ayat-ayat makkiyah dan apa itu ayat-ayat madaniyyah, bisa-bisa terjebak ke dalam kesalahan yang fatal. 1. Apa Pengertian Makkiyah dan Madaniyah ? 2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Makkiyah dan Madaniyah ? 3. Bagaimana Perkembangan Makkiyah dan Madaniyah ? 4. Sebutkan Beberapa Contoh dari Ayat Makkiyah dan Madaniyah ? 5. Apa Fungsi Memahami Ilmu Makkiyah dan Madaniyah ? 6. Apa Saja Ayat yang Diturunkan di Luar Kota Makah dan Madinah? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniyah. Keempat perspektif itu adalah 1. Masa turun zaman an-nuzul 2. Tempat turun makan an-nuzul 3. Objek pembicaraan mukhathab 4. Tema pemmbicaraan maudu’ 1. Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut اَلْمَكِيُ مَا نَزَلَ قَبْلَ اْلهِجْرَةِ وَاِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَكَةَ. وَ المدَنِيُ مَا نَزَلَ بَعْدَ الِهجْرَةِ وَاِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَدِيْنَةَ. فَمَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَلَوْ بِمَكَةَ أَوْ عَرَفَةَ مَدَنِيُ. Artinya “Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di mekah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah walaupun turun di mekah atau di arafah.” Dengan demikian, surat an-nisa’ [4] 58 termasuk kategori madaniyyah kendatipun diturunkan di mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota mekah fath makkah. Begitu pula, surat al-maidah [5] 3 termasuk kategori madaniyyah kendatipun tidak diturunkan di madinah karena ayat itu diturunkan pada peristiwa haji wada’. 2. Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut مَا نَزَلَ بِمَكَةَ وَمَا جَا وَرَهَا كَمِنَى وَ عَرَفَةَ وَحُدَيْبِيَةَ. وَالمدَنِيُ مَا نَزَلَ بِالمدِيْنَةِ وَمَا جَا وَرَهَا كَأُحُدٍ وَقُبَاءَ وَسُلْعَ. Artinya “Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya seperti mina, arafah, dan hudaibiyyah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’ dan Sul’a” Terdapat celah kelemahan dari pendefnisian di atas sebab terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak di turunkan di Makkah dan di Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat At-Taubah [9] 42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf [43] 45 diturunkan di tengah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika melihat definisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makkiyyah dan Madaniyyah. 3. Dari objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut اَلْمَكِيُ مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ مَكَةَ . وَالمدَنِيُ مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ المدِيْنَةِ. Artinya “Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah” Pendefinisian diatas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat al-qur’an dimulai dengan ungkapan “ya ayyuhan naas” yang menjadi kriteria Makkiyah, dan ungkapan “ya ayyuha al-ladziina” yang menjadi kriteria Madaniyyah. Namun, tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al-Baqarah [2], misalnya, termasuk kategori Madaniyyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyuhan naas”. Lagi pula, banyak ayat al-quran yang tidak dimulai dengan 2 ungkapan di atas. 4. Dari tema pembicaraan, mereka akan mendefinisikan kedua terminologi lebih terinci. Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari perspektif masa turun, subhi shahih melihat komponen-komponen serupa dalam tiga pendefinisian. Pada ketiga versi itu terkandung komponen masa tempat dan orang. Bukti lebih lanjut dari tesis shahih di atas bisa dilihat dalam kasus surat Al-Mumtahanah [60]. Bila dilihat dari perspektif tempat turun, surat ini termasuk Madaniyyah karena diturunkan sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi, dalam perspektif objek pembicaraan, surat itu termasuk Makkiyah karena menjadi khitab bagi orang-orang mekah. Oleh karena itu, para sarjana muslim memasukkan surat itu kedalam “ma nuzila bi al Madinah wa hukmuhu Makki ” ayat-ayat yang di turunkan di Madinah, sedangkan hukumnya termasuk ayat-ayat yang diturunkan di Mekah. [1] Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar / bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Madinah. B. Sejarah Perkembangan Maakkiyah dan Madaniyyah Dikalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang dasar atau kriteria yang dipakai untuk menentukan Makkiyyah dan Madaniyyah suatu surat atau ayat. Sebagian ulama menetapkan lokasi turunnya ayat-ayat atau surat sebagai dasar penentuan Makkiyyah dan Madaniyyah, sehingga mereka membuat definisi Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut Yang diartikan sebagi berikut “Makiyah ialah yang diturunkan dimakkah sekalipun turunnya sesudah hijrah, madaniyah ialah yang diturunkan di madinah” Agak sulit memang melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu turunnya ayat tetapi berdasarkan petunjuk nabi. Lagi pula pada mushaf usmani yang menjadi acuan sejak semula disusun mengikuti petunjuk nabi. Koleksi mushaf para sahabat yang diantaranya ada yang ditulis berdasarkan turunnya ayat, semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Quran yang dibentuk Usman bin Affan menyelesaikan tugasnya. Jadi pembakaran mushaf tersebut bisa juga berarti sebagai kerugian intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak kronologi ayat berdasarkan waktu turunnya. [2] C. Perbedaan Makkiyah dan Madaniyyah 1. Ciri-ciri khusus surat makkiyah a. Mengandung ayat sajdah Al-A’raf 206, A-Nahl 149, An-Nahl 50, Al-Isra’ 107, Al-Isra’ 108, Al-isra’ 109, Maryam 85, Al-Furqan 60. b. Terdapat lafal kalla sebagian besar ayatnya Al-Humazah 4 كلا لينبذن فى الحطمة c. Terdapat seruan dengan ya ayyuhannasu contonhya dalam surat Yunus 57, يايهاالناس قدجاءتكم موعظة من ربكم وشفاءلما فى الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين d. Mengandung kisah nabi-nabi dan umat-umat yang telah lalu, kecuali surat Al-Baqarah surat Al-A’raaf kisah Nabi Adam dengan iblis, kisah Nabi Nuh dan kaumnya, kisah Nabi Shalih dan kaumnya, kisah Nabi Syu’aib dan kaumnya, kisah Nabi Musa dan Firaun. e. Terdapat kisah adam dan iblis.[3] Contohnya dalam surat Al-A’raf 11 yang artinya “sesungguhnya kami telah menciptakan kamu adam, lalu kami bentuk tubuhmu, kemudian kami katakana kepada malaikat bersujudlah kamu kepada adam. Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” f. Setiap suratnya terdapat Sujud Tilawah, sebagian ayat-ayatnya. g. Semua atau sebagian suratnya diawali huruf tahajji seperti Qaf ق , Nun ن , Kha Mim حم contonya ص dalam surat Shaad 1 h. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf terpotong-potong al-ahraf al-muqatha’ah atau fawaatihussuwar, seperti “الم surat Ar-Rum 1, الر surat Hud 1,هم “, kecuali Al-Baqoroh dan Ali Imron.[4] 2. Ciri-ciri surat makkiyah yang aghlaniyah umum a. Ayat-ayatnya pendek, surat-suratnya pendek An-Nass 6 ayat, Al-Ikhlas 4 ayat, Al-Falaq 5 ayat, Al-Lahab 5 ayat, nada perkataannya keras dan agak bersajak surat Al-Ashr. والعصر. ان الانسن لفى خسر. الا الذين ءامنوا وعملواالصلحت وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر. b. Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan menggambarkan keadaan surga dan neraka. c. Menyeru manusia berperagai mulia dan berjalan lempang di atas jalan kebajikan An-Nahl, = akhlak-akhlak baik d. Mendebat orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian mereka surat Al-Kahfi ayat 102-108 e. Banyak terdapat lafadz sumpah.[5] surat Al-Anbiyaa’ 57 وتا الله لاكيدن اصتمكم بعد ان تولوا مدبرين 3. Ciri-ciri khusus surat madaniyyah a. Di dalamnya ada izin berperang atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya. QS. Al-Ahzab = tentang perang ahzab / khandaq. b. Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, fara’id, hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan. QS. An-Nur = tentang hukum-hukum sekitar masalah zina, li’an, adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga. QS. Al-Ahzab = tentang hukum zihar, faraid c. Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik surat An-Nur ayat 47-53 tentang perbedaan sikap orang-orang munafik dengan sikap orang-orang muslim dalam bertakhim kepada Rasul d. Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At-Taubah dan lain-lain.[6] 4. Ciri-ciri surat madaniyyah yang aghlaniyah umum a. Suratnya panjang-panjang, sebagian ayatnya pun panjang serta jelas menerangkan hukum QS. Al-Baqarah surat dan ayatnya panjang, dan didalamnya terdapat hukum haji dan umrah, hukum qishas, hukum merubah kitab-kitab Allah, hukum haid, iddah, hukum bersumpah, hukum arak dan judi b. Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan. D. Beberapa Contoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah Diantaranya 1 Al-Alaq 47 An-Naml 2 Al-Qolam 48 Al-Qoshash 3 Al-Muzzammil 49 Al-Isro’ 4 Al-Muddatstsir 50 Yunus 5 Al-Fatihah 51 Hud 6 Al-Lahab 52 Yusuf 7 At-Takwir 53 Al-Hir 8 Al-A’la 54 Al-An’am 9 Al-Lail 55 Ash-Shaffat 10 Al-Fajr 56 Luqman 11 Ad-Dhuha 57 Saba’ 12 Al-Insyiroh 58 Az-Zumar 13 Al-Ashr 59 Ghofir 14 Al-Adiyat 60 Fushshilat 15 Al-Kautsar 61 Asy-Syura 16 At-takatsur 62 Az-Zukhruf 17 Al-Ma’un 63 Ad-Dukhan 18 Al-Kafirun 64 Al-Jatsiah 19 Al-Fiil 65 Al-Ahqof 20 Al-Falaq 66 Al-Adzariyat 21 An-Nas 67 Al-Ghosiyah 22 Al-Ikhlas 68 Al-Kahfi 23 An-Najm 69 An-Nahl 24 Abasa 70 Nuh 25 Al-Qodar 71 Ibrahim 26 Asy-Syams 72 Al-Anbiya’ 27 Al-Buruj 73 Al-Mu’minun 28 At-Tiin 74 As-Sajadah 29 Al-Quroisy 75 At-Thur 30 Al-Qori’ah 76 Al-Mulk 31 Al-Qiyamah 77 Al-Haqqoh 32 Al-Humazah 78 Al-Ma’arij 33 Al-Mursalat 79 An-Naba’ 34 Qaf 80 An-Nazi’at 35 At-Thoriq 81 Al-Balad 36 Al-Qomar 82 Al-Infithor 37 Shad 83 Al-Insyiqoq 38 Al-A’rof 84 Ar-Rum 39 Jinn 85 Al-Ankabut 40 Yasin 86 Al-Muthoffifin 41 Al-Furqon 87 Al-Zalzalah 42 Fathir 88 Ar-Rod 43 Maryam 89 Ar-Rohman 44 Thoha 90 Al-Insan 45 Al-Waqiah 91 Al-Bayyinah 46 Asy-Syu’ara Diantaranya 1 Al-Baqoroh 13 Ali-Imron 2 Al-Anfal 14 Al-Ahzab 3 Al-Mumtahanah 15 Al-Hujurat 4 An-Nisa’ 16 At-Tahrim 5 Al-Hadid 17 At-Taghabun 6 Al-Qital 18 As-Shaf 7 At-Tholaq 19 Al-Jumuah 8 Al-Hasr 20 Al-Fath 9 An-Nur 21 Al-Maidah 10 Al-Hajj 22 At-Taubah 11 Al-Munafiqun 23 An-Nashr 12 Al-Mujadilah E. Fungsi Memahami Ilmu Makkiyah dan Madaniyah An-Naisaburi dalam kitabnya At-Tanbih ala Fadhl Ulum Al-Quran, memandang subjek makkiyah dan madaniyyah sebagai ilmu Al-Quran yang paling utama. Sementara itu , Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui makkiyah dan madaniyyah sebagai berikut. 1. Membantu dalam menafsirkan Al-qur’an Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di seputar turunnya Al-Qur’an tentu sangat membantu dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa yang harus menjadi patokan adalah keumuman redaksi ayat dan bukan kehususan sebabin. Dengan mengetahui kronologis Al-Quran pula, seorang mufassir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep nasikh-mansukh yang hanya bisa diketahui melalui kronologi Al-Quran. 2. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ungkapan yang relevan. Ungkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat makkiyah dan ayat-ayat madaniyyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya. Oleh karena itu, dakwah Islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Di samping itu, setiap langkah-langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode-metode tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodisasi makkiyah dan madaniyyah telah memberikan contoh untuk itu. 3. Memberi informasi tentang sirah kenabian Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah nabi, baik di mekah atau di madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir. Al-Quran adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi. Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat Al-Quran, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik pada periode makkah maupun periode madinah, sejak turun iqra’ sampai ayat yang terakhir diturunkan. Al-Quran adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus sesuai dengan Al-Quran dan Al-Quran pun memberikan kata putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan. [9] Selain itu juga pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah banyak membawa hikmah dan faedah serta kagunaan yang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut 1. Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakangan dari kitab suci Al-Quran 2. Mudah diketahui mana ayat-ayat Al-Quran yang hukum bacaannya telah dinaskh dihapus dan diganti dan mana ayat-ayat yang menasakhkannya, khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum sesuatu masalah, tetapi ketetapan hukumnya bertentangan yang satu dari yang lain. 3. Mengetahui dan mengerti sejarah pensyariatan hukum-hukum Islam Taarikhut Tasyri’ yang amat bijaksana dalam menetapkan peraturan-peraturan. 4. Mengetahui hikmah disyariatkannya suatu hukum. 5. Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiah. 6. Mengetahui perbedaan ushlub-ushlub bentuk-bentuk bahasa Al-Quran yang dalam surat-surat makkiyah berbeda dengan yang ada dalam surat madaniyah.[10] F. Ayat-ayat Al-qur’an Diturunkan Di Luar Kota Makkah dan Madinah 1. Ayat yang di bawa dari makkah ke madinah Contohnya ialah surat Al-A’la. HR. Al-Bukhari dari Al-Bara’ bin Azib yang mengatakan, “orang yang pertama kali datang kepada kami di kalangan sahabat Nabi adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum keduanya membacakan Al-Quran kepada kami. Sesudah itu datanglah Ammar, Bilal dan Sa’ad. Kemudian datang pula Umar Bin Khattab sebagai orang yang kedua puluh. Baru setelah itu datanglah Nabi. Aku melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku membaca sabbihismarabbikal a’la dari antara surat yang semisal dengannya.” Pengertian ini cocok dengan Al-quran yang dibawa oleh golongan muhajirin, lalu mereka ajarkan kepada kaum anshar. 2. Ayat yang di bawa dari madinah ke makkah Contohnya dari awal surat Baqarah, yaitu ketika Rasulullah SAW memerintahkan kepada Abu Bakar untuk pergi haji pada tahun ke Sembilan. Ketika awal surat Baqarah turun, Rasulullah memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk membawa surat tersebut kepada Abu Bakar, agar ia sampaikan kepada kaum musyrikin, maka Abu Bakar pun membacakannya kepada mereka dan mengumumkan bahwa tahun ini tidak ada oseorang musyrik pun yang boleh berhaji. 3. Ayat yang turun di waktu dalam perjalanan Mayoritas ayat-ayat dan surat-surat Al-Quran turun pada saat Nabi dalam keadaan menetap. Akan tetapi, karena kehidupan Rasulullah tidak pernah lepas dari jihad dan peperangan di jalan Allah, maka wahyu pun turun juga dalam perjalanan tersebut. Imam As-Suyuthi menyebutkan awal surat Al-Anfal yang turun di Badar setelah selesai perang, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Sa’ad bin Abi Waqqash. Sedangkan ayatnya adalah sebagai berikut والذين يكنزون الذهب والفضة ولا ينفقونها فى سبيل الله Diriwayatkan Ahmad dari Tsauban, bahwa ayat tersebut turun ketika Rasulullah dalam salah satu perjalanan. Juga awal surat Al-Hajj. At-Tirmidzi dan Al-Haakim meriwayatkan dari Imran bin Hushain yang menyatakan “ketika turun kepada Nabi ayat wahai manusia, bertakwalah kepada tuhanmu, sesungguhnya goncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar … sampai dengan .. tetapi adzab Allah sangat kerasnya’ beliau sedang berada dalam perjalanan.” Begitu juga surat Al-Fath. Al-Hakim dan yang lain meriwayatkan, dari Al-Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al-Hakam, keduanya berkata “surat Al-Fath dari awal sampai akhir turun di antara kota makkah dan madinah berkaitan dengan masalah perdamaian Hudaibiyah.” Sebagian dari ayat Al-Quran tidak hanya turun di kota makkah dan sekitarnya dan tidak pula di madinah dan sekitarnya, seperti firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 42 dan pada surat Az-Zukhruf ayat 45. Yang kedua ayat tersebut tidak turun di kota makkah dan sekitarnya dan tidak pula di kota madinah dan sekitarnya. Menurut Ibnu Katsir bahwa surat At-Taubah ayat 42 turun di tabuk, dan surat Az-Zukhruf ayat 45 diturunkan di abitul maqdis pada malam Isra’.[11] 4. Ayat yang turun di Kota Arofah pada haji wada’[12] Surat Al-Baqarah ayat 281 وَاتَقُوا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللهِ ثُم تُوَفى َكُلُ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ “Dan peliharalah dirimu dari azab yang terjadi pada hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya dirugikan.”[13] 5. Ayat yang turun di Kota Mina pada haji wada’ Surat Al-Maidah ayat 3[14] حرمت عليكم الميتة والدم و لحم الخنزير وما أهل لغير الله به والمنخنقة والموقوذة والمتردية والنطيحة وما أ كل السبع إلاماذكيتم وماذبح على النصب وأن تستقسموا بالأزلم ذالكم فسق اليوم يئس الذين كفروا من دينكم فلا تخشوهم واشون اليم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الإسلم دينا فمن اضطر فى مخمصة غير متجانف لإثم فإن الله غفوررحيم “Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala. dan diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah, mengundi nasib dengan anak panah itu adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk mengalahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[15] BAB III SIMPULAN Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar / bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Madinah. Agak sulit memang melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu turunnya ayat tetapi berdasarkan petunjuk nabi. Lagi pula pada mushaf usmani yang menjadi acuan sejak semula disusun mengikuti petunjuk nabi. Koleksi mushaf para sahabat yang diantaranya ada yang ditulis berdasarkan turunnya ayat, semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Quran yang dibentuk Usman bin Affan menyelesaikan tugasnya. Jadi pembakaran mushaf tersebut bisa juga berarti sebagai kerugian intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak kronologi ayat berdasarkan waktu turunnya. Sedangkan untuk membedakan antara ayat makkiyah dan ayat madaniyah terdapat Ciri-ciri khusus surat makkiyah, Ciri-ciri surat makkiyah yang aghlaniyah umum, Ciri-ciri khusus surat madaniyyah, Ciri-ciri surat madaniyyah yang aghlaniyah umum. Begitupun juga dengan contoh suratnya, diantaranya surat Makkiyah Al-Alaq, At-Tin, Al-Balad, Al-Qoriah, Al-Adiyat, dan lain sebagainya, sedangkan surat Madaniyah An-Nash, Al-Baqoroh, Al-Anfal, Ali-Imron, dan lain sebagainya. Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui makkiyah dan madaniyyah adalah untun Membantu dalam menafsirkan Al-qur’an, Pedoman bagi langkah-langkah dakwah, Memberi informasi tentang sirah kenabian, Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakangan dari kitab suci Al-Quran dan Mudah diketahui mana ayat-ayat Al-Quran yang hukum bacaannya telah dinaskh dihapus dan diganti dan mana ayat-ayat yang menasakhkannya, khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum sesuatu masalah, tetapi ketetapan hukumnya bertentangan yang satu dari yang lain. Adapun ayat-ayat yang turun tidak di kota makkah dan tidak pula di kota madinah adalah Ayat yang di bawa dari makkah ke madinah, ayat yang di bawa dari madinah ke makkah, Ayat yang turun di waktu dalam perjalanan, Ayat yang turun di Kota Arofah pada haji wada’, Ayat yang turun di Kota Mina pada haji wada’. Alhamdulillah, penulisan makalah ini terselesaikan dan tersusun secara sistematik. Tetapi penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena mengingat keterbatasan pengetahuan dari penulis. Maka dari itu penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak. DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Pentafsir Al Qur’an. Al-Qaththan, Syeikh Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2006. Anwar Rosihon, Ulum al-Qur’an, Bandung, Pustaka Setia, 2008. Hasbi ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad,Ilmu-Ilmu Ulumul Quran, Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2009. Shihab, Quraish, Sejarah & Ulum Al-Quran, Bandung, Pustaka Firdaus, 1997. Rakhmat, Jalaluddin, Ulum Al-Quran, Bandung, 1431 H. http// pada tanggal 05-04-2015 pada pukul 1830. [1] Rosihon Anwar, Ulum al-Qur’an, bandung, Pustaka Setia, 2008, hal102-104. [2] Quraish Shihab, Sejarah & Ulum Al-Quran, bandung, Pustaka Firdaus, 1997, hal 64. [3]Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Ulumul Quran, Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2009, hal 72. [4] Jalaluddin Rakhmat. Ulum Al-Quran, Bandung 1431 H, hal 49. [7] Quraish Shihab, Sejarah & Ulum Al-Quran, Bandung, Pustaka Firdaus, 1997, hal 65-67 [9] Rosihon Anwar, Ulum al-Qur’an, bandung, Pustaka Setia, 2008, hal 115-116 [10] http// Diakses pada tanggal 05-04-2015 pada pukul 1830 [11] Syeikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2006, hlm 67-71. [12] Jalaluddin Rakhmat. Ulum Al-Quran, Bandung 1431 H, hal. 58 [13] Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Pentafsir Al Qur’an, 1971, hal 70 [14] Jalaluddin Rakhmat, Op Cit, hal. 59. [15] Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud, Op Cit, hal 157
- Surah-surah dalam Al-Quran dibedakan menjadi 2 berdasarkan tempat turunnya, yakni surah Makkiyah dan surah Madaniyah. Sesuai namanya, surah Makkiyah adalah surah yang diturunkan Makkah, sedangkan surah Madaniyah adalah surah yang diturunkan di Madinah. Lantas, apa ciri-ciri dan perbedaan kedua jenis surah tersebut?Dikutip dari laman MUI Online, meskipun disebut surah Makkiyah, tidak berarti seluruh ayat pada surah tersebut turun di Makkah. Begitu pula dengan surah Madaniyah, tidak berarti keseluruhan ayat pada surah tersebut turun di Madinah. Penyebutan di atas didasarkan pada mayoritas turunnya ayat dalam surah-surah tersebut. Artinya, sebagian besar ayat-ayat surah Makkiyah diturunkan selama periode Makkah. Demikian juga umum, penurunan Al-Quran berlangsung secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Para ulama membagi masa turunnya Al-Quran menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW. Surah-surah yang turun pada dalam waktu 13 tahun awal Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di gua Hira tergolong surah Makkiyah. Sementara itu, periode Madinah dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun. Setelah hijrah, surah-surah yang turun pada kurun waktu itu disebut surah Madaniyah. Ciri dan Perbedaan Surat Makkiyah dan Madaniyah Untuk mengetahui perbedaan surah Makkiyah dan Madaniyah, perlu diketahui ciri-ciri kedua jenis surah umum, surah Makkiyah terdiri dari ayat-ayat yang pendek serta menjelaskan tentang akidah dan keimanan. Sementara itu, surah Madaniyah membahas tentang muamalah dan perkara Surah Makkiyah dalam Al-Quran Ciri-ciri surah Makkiyah di antaranya adalah sebagai berikut Surah Makkiyah didominasi oleh ayat-ayat pendek. Surah Makkiyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah akidah. Setiap surah yang di dalamnya mengandung ayat sajdah adalah surah Makkiyah. Setiap surah di dalamnya dinyatakan lafal "Kallâ" adalah surah Makkiyah. Lafal itu dinyatakan sebanyak 33 kali dalam 15 surah. Setiap surah yang didahului dengan panggilan "Yâ Ayyuhâ an-Nâs" Wahai Manusia atau "Yâ Banî Adam" Wahai Anak Adam. Setiap surah yang diawali dengan "Fawatih as-suwar" adalah surah Makkiyah. Setiap surah yang mengandung kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu, kecuali kisah Adam dan Iblis yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah adalah Makkiyah. Baca juga Apa 4 Fungsi Hadis terhadap Al-Quran dan Contoh Penerapannya Dalil-Hadis Bulan Muharram di Al Quran & Keutamaan Puasa Muharam Ciri-ciri surah Madaniyah dalam Al-Quran Berikut ini ciri-ciri surah Madaniyah dalam Al-Quran. Surah Madaniyyah didominasi oleh ayat-ayat yang panjang; Surah Madaniyah didominasi oleh pembahasan mengenai masalah sosial kemasyarakatan dan hukum; Lazimnya didahului dengan panggilan "Yâ Ayyuhâ al-Ladzîna Amanû" Wahai orang-orang yang beriman, kecuali pada tujuh tempat, antara lain Surah Al-Baqarah ayat 21 Surah An-Nisâ ayat 1 Surah Al-Hujurât ayat 13 Surah Al-Baqarah ayat 168 Surah An-Nisâ ayat 133 Surah Al-Hajj ayat 1. Pada ayat tersebut digunakan panggilan "Yâ Ayyuhâ an-Nâs" Wahai Manusia; Surah-surah Madaniyah menyebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali surah Al-Ankabut. Dikutip dari buku Ulumul Quran 2011 yang ditulis Ahmad Izzan, cara mengidentifikasi ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Quran tidaklah mudah. Ulama tafsir berusaha melakukan identifikasi dengan dua cara, yakni riwayat dan analogi hasil ijtihad qiyas al-ijtihad. Pertama, cara mengidentifikasinya didapatkan dari informasi para sahabat yang mengatakan tentang turunnya ayat-ayat atau riwayat tabiin yang mendengar langsung dari sahabat mengenai turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut. Kedua, tidak setiap ayat memiliki riwayat asbabun nuzul atau kejelasan tempat turunnya sehingga cara yang bisa ditempuh adalah memperhatikan ciri-ciri ayat Makkiyah atau Madaniyah pada ayat tertentu sebagaimana terlihat dalam ciri-ciri surah Makkiyah dan Madaniyah di atas. - Sosial Budaya Kontributor Nurul AzizahPenulis Nurul AzizahEditor Abdul Hadi
makalah ayat makiyah dan madaniyah